12 November 2009

Perbedaan Persepsi

Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang istri berpesan dua hal untuk anak lelakinya. Pertama, jangan pernah menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu. Kedua, jika pergi ke toko jangan sampai mukamu terkena sinar matahari.

Beberapa tahun setelah ayahnya meninggal, anak sulung bertambah kaya, sementara si bungsu semakin miskin. Pada suatu hari sang ibu menanyakan hal itu kepada mereka. Jawab si bungsu, "Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih. Juga ayah berpesan supaya kalau pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saha, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak."

Kepada yang sulung yang bertambah kaya, sang ibu pun bertanya hal yang sama. Jawab si sulung, "Ini semua adalah karena saya menaati pesan ayah. Karena ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah memberi hutang sehingga dengan demikian modal tidak susut. Juga ayah berpesan supaya jika berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup. Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan toko saya menjadi laris karena mempunyai jam kerja lebih lama.

Berusahalah melakukan hal yang biasa dengan cara yang luar biasa

(sumber : joshua)

No comments:

Post a Comment