06 August 2009

Ketika Angin Badai Bertiup

Beberapa tahun yang lalu, seorang peternak kaya memasang iklan mencari karyawan untuk dipekerjakan di ladangnya. Dia mempunyai lahan peternakan yang sangat luas sepanjang pesisir pantai Atlantis. Banyak peternak takut dan kuatir, karena pesisir Atlantis ini terkenal dengan angin badai yang dahsyat, yang seringkali merusak bangunan, hasil panen dan ternak mereka.

Para pelamar yang datang, setelah melihat lokasi lahan peternakan, menarik lamarannya. Namun ada seorang pelamar berusia sekitar 50 tahun, agak pendek, kurus, datang ke lokasi. Si peternak bertanya, "Apakah kamu seorang pekerja lahan peternakan yang rajin dan baik?" "Sesungguhnya saya dapat tidur di kala angin badai menerpa," jawab orang pendek tersebut. Karena agak putus asa untuk mencari calon lain, akhirnya ia setuju untuk mempekerjakan orang pendek itu di ladangnya. Ternyata dia sangat rajin. Dia bekerja mulai dari subuh sampai matahari terbenam. Si peternak kaya sangat puas akan hasil kerjanya.

Suatu malam, angin bertiup sangat kencang di sepanjang pesisir pantai. Dengan cepat si peternak bangkit dari tidurnya, mengambil lampu tempel dan lari ke kamar sebelah di mana karyawannya sedang tertidur sangat pulas. Dia mengguncang-guncangkan tubuh karyawannya dan berteriak, "Bangun, ayo cepat bangun, badai akan segera datang! Ikat semua dengan kencang supaya tidak terbawa terbang oleh angin badai. Tapi karyawannya hanya berguling sebentar dan berkata, "Tuan, kan saya sudah bilang, saya bisa tertidur ketika badai datang menerpa. Anda lupa ya?"

Karena marah dan kecewa dengan jawaban karyawannya, si peternak bermaksud memecatnya. Dia segera berlari keluar untuk mempersiapkan diri menghadapi angin badai. Setibanya di luar, dia sangat terkejut. Ternyata semua tumpukan jerami sudah diikat dan ditutupi oleh terpal plastik yang tebal. Sapi-sapinya semua sudah berada di kandang masing-masing. Ayam-ayam juga sudah masuk semua. Pintu-pintu kandang dan pagar sudah dikunci dan diikat kuat. Segala sesuatunya sudah rapi dan terikat kuat. Tidak ada yang bisa diterbangkan oleh angin badai.

Saat itu barulah dia mengerti apa maksud perkataan karyawannya itu. Dia tidak jadi memecatnya. Dia kembali ke kamarnya dan segera tertidur pulas.



Pada saat kita sudah mempersiapkan segala sesuatunya, baik secara rohani, mental dan fisik di dalam Kristus kita tidak akan takut menghadapi badai apa pun juga.

No comments:

Post a Comment