03 March 2009

Mencintai Kebenaran

Alkisah, ketika tentara Mesir tenggelam, di Laut Teberau saat mengejar bangsa Israel yang keluar dari tanah perbudakan, malaikat-malaikat TUHAN menyanyikan pujian kemenangan di surga. Namun, TUHAN menghentikan mereka. Namun TUHAN menghentikan mereka, katanya, "Bagaimana Aku dapat bersukacita ketika sekian banyak anak-anakKu binasa dalam kesia-siaan." TUHAN mengasihi setiap orang, bahkan orang yang tidak mengenal atau mengasihiNya! Ia adalah Allah yang menerbitkan matahari bagi orang jahat maupun orang baik, dan menurunkan hujan bagi orang benar maupun orang yang tidak benar.

"Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Mat. 5:44). Mungkin kita tahu akan perintah tersebut, tetapi melakukannya? Alangkah sulitnya. Jangankan kita, seorang nabi seperti Yunus pun hanya tahu, tetapi hatinya tidak dapat menerima hal itu. Ia lebih suka melihat bangsa Niniwe binasa dalam kemurkaan Allah. Namun, orang yang memiliki kasih Allah seharusnya tidak bersukacita dalam ketidakadilan melainkan dalam kebenaran. Orang yang memiliki kasih dalam hatinya tidak memandang seorang pun sebagai musuh.

Kita mungkin masih sering merasa tersinggung, kesal, bahkan sampai sakit hati yang mendalam. Kelanjutan dari perasaan-perasaan ini biasanya adalah keinginan untuk melihat orang yang melakukan hal itu mendapat balasan yang setimpal. Mungkin itulah makna keadilan bagi kita. Namun keadilan Allah berbeda, bukan "mata ganti mata" melainkan "berilah jubah bagi yang meminta baju". Marilah kita belajar untuk mengasihi dalam keadilan dan kebenaran Allah, sebagaimana kita pun telah dikasihi dalam keadilan dan kebenaran itu.
Tuhan memberkati.

(sumber : YFC)

No comments:

Post a Comment